Senin, 18 Mei 2009

KEJANG DEMAM


Sering kita panik atau takut bila anak kita mengalami kejang, hal ini juga sering dialami ibu –ibu dimana buah hatinya menderita kejang. Lebih lebih bila kejang ini terjadi untuk pertama kalinya, akan merupakan kejadian yang menakutkan. Kejang memang tidak boleh danggap enteng, karena kejang yang terjadi lebih dari lima belas menit dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak, dan tentunya akan menyebabkan gangguan fungsi otak.
Kejang merupakan gejala penyakit yang sering dialami anak anak, dikatakan didalam literatur bahwa satu diantara seratus orang mengalami kejang, dan separuhnya terjadi pada anak-anak. Kejang dapat terjadi oleh beberapa penyebab, misal infeksi pada susunan saraf pusat, suhu tubuh yang meningkat, epilepsi, tumor otak, kelainan elektrolit tubuh, dan sebagainya. Diantara penyebab tersebut, kejang oleh karena suhu tubuh yang meningkat merupakan penyebab yang paling banyak terjadi pada anak-anak. Kejang yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh juga disebut kejang demam. Hampir 4 % anak anak pernah mengalami kejang demam ini.
Kejang deman biasanya terjadi pada penyakit infeksi yang menyebabkan panas. Banyak penyakit infeksi yang menyebabkan panas, infeksi ini bisa disebabkan oleh virus dan sebagian oleh karena bakteri dan pada beberapa anak, panas oleh karena infeksi ini dapat memicu kejang.
Kejang demam terjadi pada anak-anak umur antara 6 bulan sampai 5 tahun, setelah umur lima tahun biasanya kejang demam akan hilang, hanya 2 persen anak akan berkembang menjadi epilepsi. Sampai umur lima tahun kejang demam ini sering berulang, kira kira 1 dari 3 anak anak mengalami kejang berulang. Kalau anak sudah pernah mengalami kejang demam, sebaiknya orang tua harus waspada, karena kemungkinan akan mengalami kejang berulang, bila panas.
Apabila dalam satu keluarga ada yang mengalami kejang demam, biasanya keluarga yang lain kemungkinan besar akan mengalami hal yang sama. Jadi apabila orang tua sewaktu kecil pernah mengalami kejang, sebaiknya harus waspada bila buah hatinya menderita panas.
Pada kejang demam, saat kejang anak tidak sadar, kejangnya bersifat umum, kejang seluruh tubuh, tangan dan kaki bergerak gerak, mata biasanya melirik keatas. Saat kejang biasanya anak juga ngompol atau bahkan keluar feses. Setelah kejang biasanya anak tertidur, lemas, dan sadar kembali.
Tidak ada pencegahan yang efektif untuk mencegah kejang demam, yang penting adalah bagaimana menjaga anak tetap dingin dan nyaman saat anak mengalami panas, dengan menurunkan suhu tubuh anak, misal dengan memberikan obat penurun panas (misal parasetamol), dengan memberikan minum atau cairan yang cukup, dapat juga dengan mengompres dengan air hangat, tidak memberikan pakaian yang tebal yang dapat mengganggu pengeluaran suhu tubuh.
Bagaimana sebaiknya bila buah hati kita mengalami kejang, orang tua diharapkan tetap tenang, tidak boleh terlalu panik, kejang biasanya berhenti sendiri kira-kira dalam beberapa menit. Bila kejang tidak cepat berhenti, secepatnya kejang harus dihentikan dengan pemberian obat anti kejang, biasanya dokter akan memberikan persediaan obat anti kejang pada orang tua yang memiliki anak yang pernah menderita kejang demam. Yang terpenting adalah meyakinkan bahwa anak berada dalam tempat yang aman saat kejang, jauh dari benda benda yang membahayakan atau bisa melukai, dan cegah jangan sampai jatuh dari ketinggian. Hal ini semua akan menyebabkan keadaan yang lebih parah, misal karena trauma kepala. Lepas pakaian untuk mengurangi panas tubuh, jaga anak tetap dingin dan sejuk. Bila mungkin catat lama kejang yang terjadi, serta gerakan-gerakan saat kejang. Lamanya kejang merupakan informasi yang penting bagi dokter. Jangan coba-coba menahan tubuh, tangan atau kaki untuk menghentikan kejang, karena hal ini bisa menyebabkan patah tulang. Jangan memberikan cairan atau minum saat kejang, karena bisa masuk dalam saluran nafas, yang menyebabkan aspirasi paru-paru dan dapat menyebabkan kematian. Dan jangan memasukkan dalam bak mandi untuk menghentikan kejang.
Apakah anak yang menderita kejang harus dibawa ke rumah sakit? Kapan anak harus dibawa ke Rumah Sakit? Tidak semua anak yang kejang harus dirawat di rumah sakit, anak yang pernah mengalami kejang demam, saat kejang berikutnya mungkin tidak perlu perawatan di rumah sakit. pertimbangkan perawatan di rumah sakit bila:
• kejang pertama kali
• Kejang lama tidak berhenti lebih dari 5 menit
• Setelah kejang anak tidak membaik, tidak sadar
Bila kejang pertama kali sebaiknya anak segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kemungkinan kemungkinan penyebabnya. Pada kejang pertama kali kadang sulit untuk membedakan kejang demam dengan kejang oleh karena penyebab yang lebih berat misal, infeksi otak. Lamanya kejang juga menentukan untuk membawa anak ke rumah sakit, oleh karena kejang yang lama, lebih dari 5 menit apalagi anak tetap tidak sadar setelah kejang berhenti, kemungkinan bukan kejang demam biasa.
Walaupun kejang demam tidak selalu menyebabkan efek jangka panjang yang buruk terhadap perkembangan anak, sebaiknya dan sebisa mungkin dicegah jangan sampai anak kita mengalami kejang demam.

Senin, 04 Mei 2009

SWINE FLU


Belum lama kita sibuk dengan flu burung, flu Singapura, sekarang datang lagi Flu babi, penyakit kok macam macam, semakin banyak penyakit baru yang bermunculan. Ngomong ngomong apa sih FLU BABI itu atau nama kerennya SWINE FLU? Apakah penyakit ini bisa menyerang anak anak?

Swine Flu sebenarnya adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza A yang menyerang babi, dan menyebabkan outbreak di babi. Penyakit ini adalah penyakit yang menular dan dapat menyebar dari manusia ke manusia, tetapi saat ini belum jelas seberapa mudah penularan dari manusia ke manusia bisa terjadi. Sampai saat ini penularan diyakini lewat pernafasan. Belum ada bukti penularan terjadi dengan memakan daging babi.

Swine flu atau flu babi pertama kali dilaporkan di Mexico, pada tanggal 18 maret 2009 dimana dilaporkan di beberapa tempat terjadi peningkatan kasus Influenza like Illness (ILI), tercatat dari beberapa kasus ILI tersebut 18 terdiagnosa dengan laboratorium sebagai Swine Influenza A / H1N1, dan 12 dari yang terdiagnosa ini secara genetik identik dengan Swine Influenza A / H1N1 dari California.

Pada Tanggal 24 April 2009 di Amerika Serikat dilaporkan 7 kasus terdiagnosa secara laboratorium sebagai Swine Influenza A / H1N1(5 di California dan 2 di Texas), dari 7 kasus ini semuanya hanya menderita influenza yang ringan, hanya 1 yang dirawat di rumah sakit. Tidak ada kasus kematian. Sampai tgl 29 April 2009 sudah tercatat 91 kasus positif terinfeksi Swine Influenza A / H1N1, satu kasus meninggal dunia. Di California didapatkan 2 kasus yang terjadi pada anak anak, yaitu umur 9 tahun dan 10 tahun.

Kasus Swine flu menyebar sangat cepat sekali, di Amerika sampai tanggal 4 Mei 2009, jumlah kasus yang ‘Confirmed’ terinfeksi Swine Influenza A / H1N1, sudah mencapai 226 kasus, satu kasus meninggal dunia. Di seluruh dunia sampai tanggal 4 Mei 2009 kasus Swine flu tercatat 985 kasus tersebar di 20 negara. Yang tertinggi di mexico 590 kasus, diikuti Amerika 226 kasus.

Di Indonesia Swine Flu sampai saat ini belum pernah dilaporkan, (mudah mudahan tidak pernah sampai Indonesia). Kata Menkes, Swine Influenza A / H1N1 tidak bisa hidup didaerah tropis termasuk di Indonesia, karena virus ini tidak tahan suhu panas. Tetapi pendapat ini disangkal oleh salah satu peneliti yang tergabung dalam Tropical Disease Diagnostic Center (TDDC) Unair. Secara umum memang sampai saat ini pengetahuan tentang virus Influenza A / H1N1 ini masih belum jelas betul. Untuk itu kewaspadaan diperlukan untuk mencegah penyebaran ke Indonesia, lebih lebih WHO telah meningkatkan kewaspadaan pandemi menjadi level 5.

Sampai saat ini pengetahuan tentang Swine Influenza A / H1N1 belum begitu jelas termasuk infeksi pada anak-anak, tetapi seperti penyakit influenza yang lain, anak anak potensial untuk terinfkesi virus ini. Gejala Swine Flu ini sama dengan influenza yang terjadi pada orang dewasa, panas, batuk, nyeri tenggorokan, badan sakit sakit, sakit kepala, kelelahan. Kadang kadang disertai diare. Pada kasus yang berat, dapat terjadi pneumonia dan gagal nafas, bahkan kematian. Tanda tanda infeksi berat pada anak adalah, sesak nafas, anak tampak gelisah, kurang cairan, anak tampak lemas.

Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi swine influenza A/H1N1, dan vaksin influenza yang saat ini beredar memberi hanya sedikit perlindungan atau tidak dapat melindungi terhadap infeksi virus ini. Pencegahan yang penting yang dapat kita lakukan supaya terhindar dari infeksi virus ini adalah:

- selalu cuci tangan dengan sabun terutama setelan bersin atau batuk,

- tutup dengan tissue saat bersin atau batuk,

- hindari menyentuh mulut, hidung dan mata lebih lebih belum cuci tangan

pencegahan ini juga berlaku untuk pencegahan penularan terhadap anak anak. Bagi ibu yang menyusui, selalu cuci tangan sebelum menyusui, bila batuk atau bersin tutup dengan tissue, pertimbangkan untuk memakai masker.

yang tidak kalah penting adalah pola hidup sehat, cukup istriharat, cukup makan dan cukup olah raga. Hindari kontak dengan penderita. Pertimbangkan bila ingin pergi ke luar negeri terutama negara yang terdapat banyak kasus Swine Flu ini.

Minggu, 12 April 2009

Benarkah vaksin vaksin non Program Pengembangan Imunisasi (PPI) belum tentu ada gunanya?


Beberapa lalu Menkes Fadillah Supari mempersoalkan vaksin vaksin impor yang masuk di Indonesia, menurut beliau vaksin vaksin tersebut belum tentu ada manfaatnya, dan hanya merupakan strategi perdagangan saja. Benarkah begitu?

Tungu dulu, hampir semua vaksin yang beredar di Indonesia dan di belahan dunia yang lain, sudah melewati beberapa penelitian penelitian, jadi tidak benar kalau dikatakan 'Evidence based' nya tidak ada. tidak mungkin vaksin vaksin yang di negara maju diwajibkan dan sudah menjadi program nasional disana, diedarkan di Indonesia hanya untuk misi perdagangan atau hanya untuk duit. Terlalu naif. Perlu diluruskan bahwa beredarnya vaksin vaksin impor di Indonesia berdasarkan ijin dari Badan POM, bukan dari organisasi profesi (misal IDAI ataupun POGI)

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seeorang, terhadap suatu penyakit, dengan memasukan vaksin kedalam tubuh baik lewat suntikan maupun lewat mulut. Tujuan dari imunisasi ini adalah mencegah penyakit pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok orang atau bahkan menghilangkan penyakit dari dunia seperti vaksin cacar.

Di Indonesia vaksin diberikan melalui program pengembangan imunisasi, vaksin vaksin yang termasuk PPI ini diwajibkan untuk diberikan pada setiap anak Indonesia. Yang termasuk dalam PPI ini adalah vaksin BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Disamping vaksin vaksin tersebut di Indonesia banyak beredar vaksin vaksin lain, yang belum bisa diproduksi di Indonesia, sehingga masih harus di impor. vaksin non PPI ini tidak diwajibkan namun dianjurkan untuk diberikan pada anak anak. Contoh vaksin vaksin yang di anjurkan adalah, HIB, MMR, Varicella, Hepatitis A, Tifoid, Influenza, Pneumokokus dll.

Perlu di ketahui bahwa efektifitas vaksin memang tidak ada yang 100 persen, artinya tidak ada vaksin yang 100 persen bisa mencegah terjadinya penyakit. Contoh vaksin BCG, di jurnal jurnal kedokteran ada yang menyebut efektifitasnya hanya 30 persen. Jadi anak yang menerima vaksin BCG 70 persen masih bisa terkena infeksi TBC.

Bagaimana dengan vaksin vaksin yang tidak termasuk PPI ini, misal varisela, thypoid, influensa hepatiis A dll. Sama dengan vaksin vaksin lain yang termasuk dalam PPI, tidak ada yang mempunyai efektifitas 100 persen, paling tinggi 80 sampai dengan 90 persen.

Walaupun efektifitasnya tidak ada yang lebih tinggi 90 %, tapi vaksin sangat bisa untuk mencegah terjadinya penyakit yang lebih berat, artinya walaupun setelah di vaksin masih bisa sakit, tetapi biasanya sakitnya tidak berat. Misal anak yang telah menerima vaksin BCG, jarang menderita TBC berat (misal TBC otak, TBC ginjal, dll).

Dari data data yang ada, ternyata program imunisasi yang di telah dilaksanakan oleh pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI) telah terbukti berhasil menurunkan angka kematian bayi (AKB). Tahun 1971 AKB sebesar 142 per 1000 kelahiran hidup, tahun 1980 turun menjadi 112 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 1990 menjadi 54 per 1000 kelahiran hidup, dan tahun 2000 an ini menjadi 40 per 1000 kelahiran hidup.

Yang terpenting dalam imunisasi adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh seeorang, terhadap suatu penyakit, dan tidak jarang pemberian vaksin tertentu dapat juga memacu sistim kekebalan tubuh secara keseluruhan, sehingga berdampak pula terhadap kekebalan penyakit yang lain.

Akhirnya pilihan ada pada orang tua, apakah anaknya perlu di berikan imunisasi vaksin vaksin yang tidak termasuk PPI, atau tidak. Saya kira kita semua sependapat untuk memberikan yang terbaik untuk anak anak kita. Kita sepakat untuk menjaga buah hati kita tetap sehat atau menjadikan lebih sehat bahkan menjadi super sehat.

Masalahnya sekarang vaksin vaksin yang tidak termasuk PPI ini belum bisa di produksi di Indonesia sehingga masih harus di impor dan tentunya membuat harganya masih relatif mahal. Mestinya pemerintah berkewajiban untuk memberikan salah satu fasilitas kesehatan ini, mungkin dengan memberikan subsidi sehingga harga vaksin bisa lebih murah.

Rabu, 25 Maret 2009

HAK HAK YANG MELEKAT PADA ANAK


Anak adalah amanah dari Tuhan yang diberikan kepada kita semua. Sudah semestinya menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjamin kelangsungan hidup anak hingga mencapi dewasa. Orang tua mempunyai tanggung jawab bersama yang utama untuk membesarkan anak, dan negara wajib memberikan dukungan. Orang tua harus peduli terhadap kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental serta emosi mereka, mulai pembuahan, bayi, anak-anak, hingga remaja, serta memberikan kesempatan mereka untuk mencapai manusia dewasa dengan segala kemampuan yang optimal. Disamping perhatian langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang perlu juga diperhatikan adalah lingkungan dan kondisi sosial yang sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sehingga kewajiban orang tua untuk menciptakan lingkungan dan kondisi sosial yang mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Kewajiban orang tua ini merupakan hak hak anak yang melekat sebagai manusia, yang di jamin oleh hukum.

Dalam mukadimah konvensi Hak Anak, ditekankan bahwa anak-anak karena kerapuhannya, memerlukan asuhan dan perlindungan khusus, dan menempatkan penekanan khusus pada tanggung jawab keluarga atas pengasuhan dan perlindungan utama. Tentunya tanggung jawab orang tua ini harus dijamin dan didukung oleh negara

Batasan anak dinyatakan dalam Konvensi Hak Anak (KHA) adalah umur 18 tahun kecuali hukum nasional mengakui mayoritas usia lebih dini. Didalam konvensi Hak Anak, terdapat beberapa hak dasar yang melekat pada seorang anak, yaitu; 1. Hak kelangsungan hidup, 2. Hak untuk berkembang, 3. Hak untuk memperoleh perlindungan, 4. Hak untuk berpartisipasi. Hak hak ini bersifat non diskriminasi, artinya semua hak-hak berlaku bagi semua anak tanpa pengecualian. Dan merupakan kewajiban Negara untuk melindungi anak dari bentuk diskriminasi apapun dan untuk mengambil tindakan positif untuk mendukung hak-hak mereka. Dalam KHA ini juga mengutamakan kepentingan terbaik anak, artinya Semua tindakan yang berhubungan dengan anak akan dilakukan atas pertimbangan kepentingan terbaik anak. Semua tindakan ini mencakup tindakan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat atau institusi kesejahteraan sosial, pengadilan hukum, otoritas administrative yang berwenang atau badan badan legislatif.

Tetapi saat ini masih banyak pelanggaran yang dilakukan orang tua, lembaga, ataupun pemerintah terhadap hak hak anak. Di media masa sering kita lihat , kita dengar, aborsi, penganiayaan anak bahkan sampai pembunuhan, pelecehan sexual yang dilakukan baik oleh orang tua kandung, atau orang tua angkat, dimana kejadian kejadian itu sulit di nalar oleh akal sehat. Masih banyak masalah masalah lain yang merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak, misalnya, perdagangan anak, mempekerjakan anak, melibatkan anak secara aktif atau pasif dalam kampanye kampanye politik.

Yang paling aktual, berita pernikahan yang dilakukan terhadap anak di bawah umur yang belum matang baik secara fisik maupun mental emosinya. Kejadian ini jelas merupakan pelanggaran terhadap hak hak anak. Perbuatan ini sama sekali tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, sesuai dengan KHA. Tetapi banyak orang yang masih memberikan pembenaran dalam kasus ini. Tidak jarang agama di jadikan pembenaran terhadap tindakan yang melanggar hak hak anak ini, seharusnya agama di gunakan untuk pencerahan, sehingga pelanggaran ini tidak perlu terjadi, atau terulang kembali.

Program program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah sangat sedikit sekali yang mendukung atau berpihak kepada hak hak anak. Kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini sedikit sekali yang mengarah kepada pemenuhan hak anak Indonesia, masih banyak anak yang belum memperoleh kesempatan pendidikan , masih belum memperoleh falsiltas kesehatan, pemerintah belum menjamin anak anak yang kehilangan atau diabaikan oleh keluarga dan tentunya masih banyak hal hal lainnya. Ini merupakan bentuk pelanggaran hak-hak anak yang dilakukan oleh pemerintah.

Mari kita semua, orang tua, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, untuk lebih memperhatikan terhadap pemenuhan hak hak anak. Ingat anak adalah masa depan kita, masa depan bangsa, yang mesti kita jaga. Mari dan kita hantarkan mereka menjadi manusia dewasa yang handal untuk melanjutkan kehidupan ini, untuk melanjutkan kemerdekan bangsa ini. Stop pelanggaran terhadap hak hak anak.